HANYA SEBUAH CATATAN

ditulis oleh Asisten Manager Persija Jakarta, Bung Ferry Indrasjarief
Usai sudah perjalanan Tim Persija taon ini. Kegagalan kembali menjadi kata yg akrab dengan kita. Marah, kecewa, sedih, penasaran, adalah perasaan yg berkecamuk di diri gw. Apalagi kalo baca sms yg masuk, caci maki, sindirian, meski ada juga yg menghibur seperti Elke dari Jakmania Banten. Memang gw sadar kalo semua itu adalah komen dari orang yg berada di luar tim, jadi kurang mengerti kondisi yg sebenarnya. Padahal gw sering bikin o2 news yang tentunya gw maksudkan sebagai bentuk jalinan komunikasi gw ke para pecinta Persija. Pertanyaan yg hinggap kebanyakan adalah nasib Bendol sebagai Pelatih Persija. Pro dan Kontra sudah pasti ada. Sekarang gw mo coba jabarkan dari kacamata gw. Karena kalo dari kacamata kuda berarti ga bisa nerima pandangan dari pihak laen.
3 taon gw berada di dalam tim ini dan terlibat secara langsung. Era Sergei Dubrovin, pelatih yang cuek, mandi jarang, ga mau ngomong bahasa Indonesia, tidak peduli kelakuan pemain di luar lapangan. Bagi dia yg penting prestasi di lapangan. Latihan aja sehari paling sekali dan cuma 1 jam doang dengan program 4-2 lalu latihan shooting. Namun yg gw rasakan, komunikasi dengan pemain jadi sedikit terkendala. Meski ada Isman Jasulmei yg menterjemahkan, tapi pemain rata2 lebih puas kalo yg bicara Pelatih Kepala. Sergei juga termasuk Pelatih yg bawel soal kondisi wasit di Indonesia. Jelas bikin gw puyeng, karena Persija sudah mengambil sikap tegas tuk tidak mau nyogok wasit. Datang seorang Danurwindo. Dia seorang bapak yg baik, pelatih dengan kaya ilmu & pengalaman, penyabar (terlalu sabar mungkin). Tapi beliau kurang bisa memotivasi pemain, sehingga ketika tim terpuruk sulit sekali bangkit. Asistennya juga terkesan kurang mendukung. Ketika kita kalah dengan Persitara di Malang, Bang Danur cuma menangis sendirian di kamar tanpa ada seorangpun asistennya yg dampingin.
Datanglah Bendol. Pelatih yg namanya pertama disebut oleh Harianto Bajuri. Bendol keras memang. Bahkan terlalu keras. Nama2 binatang sering keluar dari mulutnya. Dia juga bawa banyak pelatih, mulai dari Maman, Sudirman, Oktav, Nizar hingga Uci. Gw sebetulnya suka, karena kali ini pemain Persija ga bisa leha2 dan tidak berani santai. Sayang program kerjanya sering berubah. Jadwal latihan, ujicoba dll ga ada yg pasti. Kadang bilang jam 4, tapi jam 2 udah disuruh berangkat. Kondisi ini yg sangat tidak disukai para pemain. Mereka merasa sulit tuk ngatur waktu istirahat karena jadwal yg tidak pasti. Soal makian memang pemain sering curhat ma gw, tapi gw pikir itu hal yg masih bisa diterima. Daripada bendol manggil pemain dengan kata-kata "melati, mawar, si cantik, anggrek bulan?". Belum lagi keluhan dari karyawan Persija yang sering kena semprot beliau. Bendol memang cukup banyak tuntutan.
Klo ada yg berkomunikasi dengan Bendol, pasti dia ngeluh soal materi pemain yg seadanya dan lapangan yg rusak. Tapi kalo kita mau sportif, apa materi Persija kalah dengan Persik Kediri? Kita lebih banyak pemain nasional dan mantan timnas, Persik didominasi pemain muda. Lalu kenapa kita kalah juga? Soal lapangan? Gw akuin, Ragunan udah ga memenuhi syarat tuk tim Liga Super. Tapi kalo kita pindah2 terus, justru bikin program latian ga tertata dengan baik. Belum lagi emosi pemain yg jadi labil karena ga pernah yakin akan latihan dimana setiap harinya. Persib juga ga punya lapangan. Mereka latihan di Stadion Siliwangi. Tapi karena programnya jelas, jauh hari sudah bisa dipesan. Lebak Bulus tentunya juga butuh kepastian jadwal latihan Perisja sehingga mereka bisa ngatur waktu sewa.
Jadi kesimpulannya, Bendol harus diganti. Meski gw sendiri masih nimbang2, tapi suara dari pemain dan karyawan kan juga harus di denger. Apalagi Harianto Bajoeri juga memutuskan hal yang sama. Cuma yg gw sayangin, kenapa pak HB tidak segera melakukan pertemuan dengan Bendol untuk bicara kompensasi. Bendol orangnya keras, tapi dia juga sportif dan jujur. Jadi kenapa ga secepatnya diselesaikan. Ini untuk kebaikan Persija dan Bendol sendiri agar bisa memutuskan langkah selanjutnya. Rabu setelah kalah 0-2 dari Persik, gw juga udah memperkirakan keputusan HB. Makanya gw langsung telpon RD tuk penjajakan. Sabtunya diadakan pertemuan antara HB dengan RD dan langsung dicapai kata sepakat. Padhal hari itu juga Persela Lamongan sudah siap dengan kontrak dan nilai yg pantas tuk seorang RD. Dimulailah perburuan tuk mendpatkan pemain2 yg diinginkan RD. Pemain pilihannya dikombinasi dengan materi Persija sekarang, sehingga muncullah nama2 anggota tim Persija selengkapnya. Yg gw lakukan berikutnya adalah melakukan survei terhadap nilai kontrak mereka selama ini, untuk diajukan ke HB agar bisa disetujui.
(bersambung)
courtesy: Facebook Bung Ferry